24 Januari 2010

Night Mare


Pulang kerumah, adalah rutinitas yang biasa saya lakukan seminggu sekali, tapi udah dua minggu ini saya belum pulang kerumah karena ada beberapa pekerjaan kantor yang harus diselesaikan belum lagi harus belajar untuk menghadapi UAS yang diadakan oleh kampus. Minggu ini, setelah menyelsaikan semua aktivitas kantor (walaupun masih ada beberapa pekerjaan penting yang tertunda) dan UAS di kampus juga sudah selesai, waktunya saya pulang kerumah untuk bersilaturahmi lagi dengan orang tua dan sodara-sodara saya.

Seperti biasanya, pasti ada saja yang saya bawa pulang (khususnya pakaian kotor), dan itu saya pisahkan dengan tas yang saya gendong, kebetulan tas yang saya gendong fisiknya sudah tidak memungkinkan lagi untuk membawa barang yang berat-berat, maka saya pisahkan tas untuk barang bawaan saya yang cukup berat (isinya pakaian kotor).

Perjalanan pulang, saya tempuh dengan menaiki kendaraan umum, lebih tepatnya bis kota. Saya pulang malam hari karena kondisi di bis kota lebih nyaman malam hari. Kondisi bis kota sekarang cukup memprihatinkan, baik dari segi fisik maupun pelayanan dari sang kondektur dan supir bis. Supir bis tidak akan mau jalan jika kondektur belum memenuhkan isi bisnya. Bahkan kalau bisa, sampai ada yang berdiri-berdiri. Karena kekhawatiran saya dengan akan terjadinya insiden desak-desakan, tas yang satu lagi saya taruh didepan dekat kaca depan bis (dasbornya bis).

Diperjalan, saya tidak akan mengira bahwa saya akan bertemu teman lama saya, lebih tepatnya teman satu perjuangan dulu sewaktu masih Sekolah Menengah Pertama atau disingkat "SMP". Sepanjang perjalanan saya dan teman saya asyik berbincang-bincang, mengenang masa-masa sewaktu masih berjuang di Organisasi Siswa Intra Sekolah atau lebih sering disebutnya "OSIS". Terbuai akan perbincangan tersebut, tidak mempedulikan lagi keadaan dalam bis yang sudah sumpek-sumpekkan seperti itu, akhirya tiba ditempat tujuan.

Saya lebih dulu turunnya dibandingkan teman saya, dengan santainya saya menyampaikan salam perpisahan kepada teman saya, dan melenggang turun dari bis. Keadaan sudah semakin larut malam, setelah turun dari bis, saya langsung cari ojek (didaerah saya, kalau sudah lewat dari jam 9, sudah tidak ada angkutan umum, dan mau tidak mau harus ditempuh dengan ojek, kalau jalan, sangat lumayan jauhnya), setelah dapet target ojek langsung saja proses tawar menawar dilakukan. "8 ribu yah pak" tawar saya pertama, tukang ojeknya ngak mau kalah dan menyebutkan angka lima belas ribu, sampai akhirnya mendapatkan kesepakatan di angka sepuluh ribu rupiah. Setelah proses tawar menawar, langsung naik, dan diatar oleh tukang ojek dengan selamat sampai tujuan.

Sesampainya dirumah, saya langsung bergegas masuk rumah karena sudah malam juga. Dengan senang hati saya ingin mengeluarkan barang bawaan saya buat adik saya, tersadarlah saya kalau barang bawaan saya tertinggal di bis kota yang saya dan teman saya tumpangi tadi.

*Panik Mode ON*, tak tau apa yang akan terjadi, kendaraan dirumah tidak ada, bingung harus dengan apa saya menguber bis yang saya tumpangi tadi. Terpikir oleh saya untuk menghubungin sepupu saya yang kebetulan juga tinggalnya tidak jauh dari keluaga saya.

Dengan berbekal motor sepupu, saya mencoba mendatangin tempat biasa dimana bis menanti penumpangnya dengan berharap bisa ketemu lagi. Sesampainya disanan, harapan saya sia-sia, sudah tidak ada lagi bis yang nampak. Disekitar tempat itu, ada supir taksi dan saya menanyakan keberadaan bis kota yang saya maksud. "Sudah jam segini tidak ada bis lagi mas!" jawab supir taksi dengan tegas dan yakin, seakan dia meyakinkan saya memang benar-benar tidak ada lagi bis yang jalan sekaligus juga menghancurkan harapan saya.

Tiba-tiba, muncul ide untuk mendatangi pull dari bis tersebut, dan kali ini saya berharap tapi dilengkapi juga dengan doa. Sesampainya di pull bis tersebut, saya langung mendatangi kantor dari pull tersebut dan menanyakan keberadaan tas yang saya maksudkan.

Alhamdulillah, barang yang saya maksud ternyata masih disimpan dengan baik oleh si sopir dan kondekturnya. Ketika diperiksa oleh saya, barang-barangnya masih lengkap semua. "Alhamdulillah, terimakasih yah pak!" hanya itu yang bisa saya sampaikan ke supir dan kondektur bis yang tadi saya tumpangi.

Lega perasaan saya sekarang, dan pulang dengan membawa tas yang berisi barang bawaan saya terebut.

Pesan buat teman-teman, tetap hati-hati dalam melakukan perjalan dengan menggunakan fasilitas umum dan jangan lupa dengan barang bawaan kita sendiri.

Salam,

1 komentar:

Ahmad Aminudin mengatakan...

huh.... dasar oon.... udah lama baru sadar.... itu bukan lupa tapi amnesia :D